Sabtu, 11 Februari 2012

Pejuang Bodoh

Sendiri ku tersesal
Setan itu masih menghantui
Bagai Desember yang datang
Masih bergurau dengan kebodohanku
Seperti permen karet yang menempel
Yang merekat dibawah meja

Masih sendiri terlena
Aku yang begitu picik dan serakah
Sampai menebas pedang ke lehermu
Berceceran darah dan air mata
Sakit, Luka, Kecewa, Marah
Semuanya jadi satu



Aku adalah pejuang yang bodoh
Aku yang jadi sandaranmu
Aku yang jadi pelindungmu
Aku yang jadi penjagamu
Tapi aku juga yang membunuhmu

Membuat luka itu mudah
Mengobati itu sulit

Muhammad Ari Rahman
11 Februari 2012

Copyright@Muhammad Ari Rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar