Minggu, 12 Februari 2012
Bahagiaku
Detak detik berdetak
Seringai suara kesunyian memekik
Sayup-sayup burung bernada
Merasa lemah tak ada kehidupan
Dan helaan nafas yang mendegup kencang
Disini begitu gerah
Seperti tawanan yang terkurung
Seperti kostum yang ketat
Seperti api cemburu yang menyala
Aku ingin merangsek dari kediaman ini
Tak ada betah tuk menahan
Aku ingin melangkah
Izinkan aku melahap kebahagiaanku
Sakit
Aku bertahan dari siksaan ini
Mencoba buatmu sadar
Tapi selalu kau lukai
Tanpa ampun kau sakiti
Andai saja ku tak punya perasaan
Pasti kubalas penderitaanku
Namun ku tahu
Kau bahkan lebih mudah
Tuk ku lukai
Sabtu, 11 Februari 2012
Pejuang Bodoh
Sendiri ku tersesal
Setan itu masih menghantui
Bagai Desember yang datang
Masih bergurau dengan kebodohanku
Seperti permen karet yang menempel
Yang merekat dibawah meja
Masih sendiri terlena
Aku yang begitu picik dan serakah
Sampai menebas pedang ke lehermu
Berceceran darah dan air mata
Sakit, Luka, Kecewa, Marah
Semuanya jadi satu
Setan itu masih menghantui
Bagai Desember yang datang
Masih bergurau dengan kebodohanku
Seperti permen karet yang menempel
Yang merekat dibawah meja
Masih sendiri terlena
Aku yang begitu picik dan serakah
Sampai menebas pedang ke lehermu
Berceceran darah dan air mata
Sakit, Luka, Kecewa, Marah
Semuanya jadi satu
Mencari apa yang kucari
Menutup pandangan
Datanglah semilir angin masa lalu
Mereka berusaha mengungkai kembali
Beling-beling kaca yang telah pecah
Aku mengangkasa dilangit
Menatap seluruh penjuru
Mencari apa yang kucari
Tanpa menoleh kebelakang
Tentang sayap patahku
Yang ingin ku abaikan
Datanglah semilir angin masa lalu
Mereka berusaha mengungkai kembali
Beling-beling kaca yang telah pecah
Aku mengangkasa dilangit
Menatap seluruh penjuru
Mencari apa yang kucari
Tanpa menoleh kebelakang
Tentang sayap patahku
Yang ingin ku abaikan
Kebodohanku
Aku selalu melihatku
Tak pernah kucoba melihatmu
Aku selalu berusaha tuk tertawa
Namun tak pernah membuatmu tertawa
Aku selalu mengagungkan cinta
Tapi tak mengerti kalau kamu adalah cinta
Aku bahagia bersamamu
Kamu selalu beri aku yang ku mau
Aku terlalu bahagia bersamamu
Hingga aku merasa begitu istimewa dihatimu
Tak pernah kucoba melihatmu
Aku selalu berusaha tuk tertawa
Namun tak pernah membuatmu tertawa
Aku selalu mengagungkan cinta
Tapi tak mengerti kalau kamu adalah cinta
Aku bahagia bersamamu
Kamu selalu beri aku yang ku mau
Aku terlalu bahagia bersamamu
Hingga aku merasa begitu istimewa dihatimu
Awan Hujanmu
Terhenyak ku disini
Bercanda dengan bayang sendiri
Menembus hari begitu bening
Bagai hari tanpa zaman
Aku bisikkan desis angin
Hanyut ke angkasa jiwa
Di awan putih setelah hujan
Aku masih ingin menjadi hitam di awan
Aku mengembun disini
Lirih terisak karenamu
Aku masih ingin mengalir di darahmu
Aku masih ingin berdetak di jantungmu
Beribu kali kusuratkan
Ku ingin menjadi pensil lagi dikertasmu
Ku ingin menjadi bayanganmu
Tapi selalu kau tolak suratku
Secarik Puisi untuk yang Terindah
Terdiam membisu aku disini
Bersama hening yang memecah keramaian
Bergumul dengan dinginnya malam
Emosi yang berkecamuk di jiwa
Mengenang ratuku pergi dari tahta hatiku
Aku rindu tenggelam dalam tatapan matamu
Yang menggetarkan sukma jiwaku
Aku merindukan senyumanmu yang semerbak
Bagaikan mentari yang membahana keseluruh jiwaku
Aku merindukan cumbuanmu yang hangat
Yang menenggelamkan akal sehatku.
Education Speech
Education Speech
Name: M. Ari Rahman
Grade: XII Social 1
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
First of all, let us praise to Almighty Allah SWT,
because of His Blessing we are able to come here, to attend the Education
Workshop here. Secondly, may Shalawat and Salam be upon the prophet Muhammad
SAW who has guided us from the darkness to brightness.
Langganan:
Postingan (Atom)